10
Kualitas Guru yang Baik
Semua
guru harus menjadi guru yang baik. Kalau ada yang menyatakan bahwa “ salah satu
tujuan terbesar saya adalah menajdi seorang guru “, orang itu sangat potensial
akan menjadi guru yang baik. Dari situs http://www.ripplesofimprovement.com
terungkap Top 10 kualitas guru yang baik, yang bukan tidak mungkin sangat
sedikit yang memilikinya.
1. Confidence (Keyakinan Diri)
Guru
yang baik tetap memiliki kepercayaan diri, meski sesekali merasakan kemunduran.
Guru yang baik menghadapi semua situasi dan waktu yang bisa saja olehnya
dianggap sebagai suatu kemunduran. Anak-anak bisa saja kejam, baik sesama
rekannya maupun kepada guru. Mereka adakalanya bersikap kurang menyenangkan,
terutama anak-anak remaja.
Ada
juga guru yang gugup ketika mengajar. Guru yang lainnya malu-malu dan hanya
setengah berkomitmen untuk mata pelajaran mereka. Tapi guru yang terbaik
menertawakan kesalahan mereka, melempar kapur tulis atau menjatuhkan buku.
Beberapa guru bingungdan mengangkat bahu, meski tetap melanjutkan pelajaran,
bahkan kadang-kadang bercanda yang mengacaukan. Guru-guru tahu mereka manusia
biasa dan tahu akan kesalahannya. Mereka tidak mengambil proporsi pribadi yang
terlalu besar dan membiarkan masalah yang membuat mereka marah.
2. Patience (Kesabaran)
Guru-guru terbaik bisa membantu siswa
yang mengalami gangguan mental. Bukan berrti mereka harus, tetapi mereka begitu
sabar, meski mungkin bukan lagi menjadi tugas utamanya. Guru yang terbaik
adalah merka yang bersedia terus menjelaskan, mengetahui, dan akhirnya menerima
bahwa bahwa hal itu masuk akal. Mereka bersedia menunggu sampai siswa yang
mengganggu menjadi tenang dan tidak meninggalkan pelajaran sepenuhnya, apakah
materi itu telah jelas atau perlu ditinjau kembali. Guru-guru terbaik tidak
terjebak dengan hal itu. Mereka bersedia melakukan apa yang diperlukan, tidak
peduli berapa lama waktu yang diperlukan.
3. True Compassion for Their Students
(Memiliki Rasa Kasih Sayang Sejati pada Siswanya)
Guru-guru terbaik peduli dengan siswa
mereka sebagai individu dan ingin membantunya. Mereka memiliki indera keenam
ketika siswa membutuhkan perhatian ekstra dan memberikannya dengan senagn hati.
Mereka tidak mengharapkan siswa meninggalkan pikiran tentang dunia luar di
depan pintu kelas. Mereka mengambil waktu untuk mendiskusikan mata pelajaran di
luar tugas mengajarnya, dengan mengetahui bahwa kadang-kadang pelajaran masih
dapat diajarkan tanpa mengikuti buku teks. Guru yang baik bersedia berbicara
kepada semua siswa dan guru-guru lain, jika perlu. Mereka peduli tentang
siswanya meski berada di luar tembok kelas.
4. Understanding (Pemahaman)
Guru yang baik memiliki pemahaman
yang benar prima tentang bagaimana mengajar. Mereka tidak memiliki teknik yang
kaku dan bersikeras menggunakannya, sehingga hal itu membantu kelancaran dan
kemudahan siswa belajar. Guru yang baik fleksibel dalam gaya mengajar dan
menyesuaikan setiap hari, jika perlu.
Mereka mengerti hal-hal kecil yang
dapat memberi dmpak bagi kemampuan siswa untuk belajar, seperti iklim dan
suasana di dalam kelas. Dia memiliki pemahaman tentang sifat siswa dan
perkembangannya sebagai remaja. Guru yang baik athu bahwa siswanya tidak suka
disebut “ masih anak-anak” dengan konotasi “kekanak-kanakan” secara dihakimi.
Siswa menghendaki agar gurunya memperlakukan mereka sebagai manusia nyata,
bukan hanya sebagai “siswa” semata.
5.
The
Ability to Look at Life in a Different Way and To Explain a Topic in a
Different Way (Kemampuan Melihat Kehidupan dengan Cara yang Berbeda dan Menjelaskan
Topik dengan Cara yang Berbeda)
Ada banyak gaya belajar yang berbeda
di kalangan siswa. Tidak semua siswa dapat menyerap materi pelajaran seperti
yang diajarkan oleh setiap gurusecara sama cepat. Guru harus memberi perlakuan
yang berbeda untuk siswa yang berbeda. Guru yang baik tidak menggunakan satu
cara untuk semua pokok bahasan yang disajikan. Guru yang baik melakukan
perbuatan mengajar berdasarkan bagaimana cara siswanya belajar, meski ini bukan
pekerjaan yang mudah. Guru yang baik adalah yang mampu mengajar gaya belajar
yang berbeda. Jika siswa tidak memahami mata pelajaran, mereka mengajar dengan
cara yang berbeda. Daripada melihat rumus abstrak, ada baiknya guru menjelaskan
rumus dengan gambar yang mewakili.
6. Dedication To Excellence (Dedikasi
Untuk Keunggulan)
Guru yang baik memiliki dedikasi dan menginginkan capaian yang terbaik dari siswa-siswanya dan
diri mereka sendiri. Mereka tidak puas dengan nilai siswanya yang kecil,
melainkan mengabdikan diri untuk secara penuh menuju kemampuan siswa yang
unggul. Guru-guru yang terbaik mendorong berbagai ide dan menertawakan
intensif, tidak harus melakukan pekerjaan rumah setiap hari, untuk mendapatkan
siswa bisa berpikir di luar kotak sekolah. Mereka mendorong siswa untuk menjadi
orang baik, tidak hanya baik mengingat teks, melainkan memahami dan dapat
mengaplikasikannya. Mereka ingin siswa belajar dan dapat menerapkan apa yang
mereka pelajari, tidak hanya sebatas bisa lulus tes.
7. Unwavering Support (Teguh dalam
Memberikan Dukungan)
Guru terbaik tahu bahwa setiap siswa
dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik jika mereka memiliki guru yang
tepat. Mereka tidak menerima bahwa siswa adalah penyebab kegagalan kegiatan
pembelajaran. Mereka mendorong siswa yang frustasi untuk berprestasi dan
memberikan keuakinan besar kepada siswanya, bahwa dia bisa memahami materi
pelajaran dengan baik.
Mereka beridiri secara adil di mata
siswa, serta tidak memuji satu pihak dan mengejek pihak lain. Kadang-kadang,
mereka bahkan memperpanjang waktu mengajar di luar sesi kelas, walalupun ada
ejekan siswa lain di lorong sekolah dan itu memang sangat sulit bagi guru untuk
menghindarinya. Guru-guru terbaik selalu ada di samping siswa jika dia
memerlukan bantuan dan dorongan ekstra.
8. Willingness to Help Student Achieve
(Kesediaan untuk Membantu Siswa Mencapai Prestasi)
Guru-guru yang terbaik adalah mereka
yang tidak secara otomatis “berhenti mengajar” ketika bel berbunyi. Mereka
mengadakan sesi tambahan untuk persiapan tes prestasi siswa (TPS/SAT) dan
karenanya mereka memberi pelajaran tambahan bagi siswa setelah sesi kelas.
Mereka tahu bahwa beberapa hal yang memerlukan perhatian atau bantuan ekstra.
Mereka tidak bertindak dengan prinsip : itu bukan tugas saya atau tugas saya
sudah selesai.
Guru melaksanakan
pekerjaan secara serius dan tahu bahwa siswa tidak hanya bermaksud mendapatkan
nilai matematika yang lebih tinggi, melainkan juga bagaimana manfaatnya dalam
kehidupan. Mereka menyadari bahwa prestasi siswa bukan hanya nilai bagus pada
ujian, tapi rasa prestasi dengan menguasai materi pelajaran, dan mereka
bersedia bekerja dengan siswa untuk mencapai rasa berprestasi itu.
9. Pride in Students’s Accomplishment
(Bangga Atas Prestasi Siswa)
Guru-guru terbaik sangat bangga
dengan siswanya yang mendapatkan nilai yang baik atau memperoleh kehormatan
dari masyarakat. Mereka tersenyum dan memberitahu siswanya dan masyarakat,
bahwa dia melakukan pekerjaan terbaik demi anak didiknya. Mereka memberitahu
guru lainnya tentang bagaimana mereka juga melakukannya. Diluar mungkin dia
masih “merasa malu”, tetapi di dalam dia bercahaya.
Guru-guru terbaik
merayakan keberhasilan untuk siswa terbaik. Mereka pun merayakan keberhasilan
semua siswa, mengetahui bahwa semua siswa mampumelakukan yang terbaik sesuai
dengan kemampuannya. Mereka optimis dan positif, berfokus pada bagaimana siswa
melakukan tugasnya dengan baik, tidak hanya memperhatikan seberapa baik mereka
mengajar. Mereka mungkin tahu bahwa prestasi itu adalah hasil kekuatan membantu
siswa untuk mencapai prestasi, tetapi mereka yakin bahwa siswanya sudah
benar-benar bertanggung jawab.
10. Passion for Life (Bergairah untuk
Hidup)
Guru-guru terbaik tidak hanya
tertarik pada bidang tugasnya, melainkan juga mereka bersemangat tentang
hal-hal lainnya. Mereka memuji iklim belajar yang baik dan tersenyum ketika
mampu mengambil beberapa menit untuk membahas episode dari sebuah acara yang
populer di sebuah jaringan televisi. Mereka memiliki energi yang bercahaya dan
memberi pewarnaan positif sebanyak mungkin. Mereka menghadapi tugas-tugas
sebagai tantangan, bukan rutinitas semata. Mereka mengambil bola “Kurva alam
semesta” dan mengubanya menjadi menyenangkan sebisa mungkin. Mereka adalah
manusia biasa, tetapi selalu ada alasan untuk membuat siswa terus maju.
No comments:
Post a Comment