Friday, January 10, 2014

10 Kualitas Guru yang Baik



10 Kualitas Guru yang Baik
Semua guru harus menjadi guru yang baik. Kalau ada yang menyatakan bahwa “ salah satu tujuan terbesar saya adalah menajdi seorang guru “, orang itu sangat potensial akan menjadi guru yang baik. Dari situs http://www.ripplesofimprovement.com terungkap Top 10 kualitas guru yang baik, yang bukan tidak mungkin sangat sedikit yang memilikinya.
1.      Confidence (Keyakinan Diri)
Guru yang baik tetap memiliki kepercayaan diri, meski sesekali merasakan kemunduran. Guru yang baik menghadapi semua situasi dan waktu yang bisa saja olehnya dianggap sebagai suatu kemunduran. Anak-anak bisa saja kejam, baik sesama rekannya maupun kepada guru. Mereka adakalanya bersikap kurang menyenangkan, terutama anak-anak remaja.

Ada juga guru yang gugup ketika mengajar. Guru yang lainnya malu-malu dan hanya setengah berkomitmen untuk mata pelajaran mereka. Tapi guru yang terbaik menertawakan kesalahan mereka, melempar kapur tulis atau menjatuhkan buku. Beberapa guru bingungdan mengangkat bahu, meski tetap melanjutkan pelajaran, bahkan kadang-kadang bercanda yang mengacaukan. Guru-guru tahu mereka manusia biasa dan tahu akan kesalahannya. Mereka tidak mengambil proporsi pribadi yang terlalu besar dan membiarkan masalah yang membuat mereka marah.
2.      Patience (Kesabaran)
Guru-guru terbaik bisa membantu siswa yang mengalami gangguan mental. Bukan berrti mereka harus, tetapi mereka begitu sabar, meski mungkin bukan lagi menjadi tugas utamanya. Guru yang terbaik adalah merka yang bersedia terus menjelaskan, mengetahui, dan akhirnya menerima bahwa bahwa hal itu masuk akal. Mereka bersedia menunggu sampai siswa yang mengganggu menjadi tenang dan tidak meninggalkan pelajaran sepenuhnya, apakah materi itu telah jelas atau perlu ditinjau kembali. Guru-guru terbaik tidak terjebak dengan hal itu. Mereka bersedia melakukan apa yang diperlukan, tidak peduli berapa lama waktu yang diperlukan.
3.      True Compassion for Their Students (Memiliki Rasa Kasih Sayang Sejati pada Siswanya)
Guru-guru terbaik peduli dengan siswa mereka sebagai individu dan ingin membantunya. Mereka memiliki indera keenam ketika siswa membutuhkan perhatian ekstra dan memberikannya dengan senagn hati. Mereka tidak mengharapkan siswa meninggalkan pikiran tentang dunia luar di depan pintu kelas. Mereka mengambil waktu untuk mendiskusikan mata pelajaran di luar tugas mengajarnya, dengan mengetahui bahwa kadang-kadang pelajaran masih dapat diajarkan tanpa mengikuti buku teks. Guru yang baik bersedia berbicara kepada semua siswa dan guru-guru lain, jika perlu. Mereka peduli tentang siswanya meski berada di luar tembok kelas.
4.      Understanding (Pemahaman)
Guru yang baik memiliki pemahaman yang benar prima tentang bagaimana mengajar. Mereka tidak memiliki teknik yang kaku dan bersikeras menggunakannya, sehingga hal itu membantu kelancaran dan kemudahan siswa belajar. Guru yang baik fleksibel dalam gaya mengajar dan menyesuaikan setiap hari, jika perlu.
Mereka mengerti hal-hal kecil yang dapat memberi dmpak bagi kemampuan siswa untuk belajar, seperti iklim dan suasana di dalam kelas. Dia memiliki pemahaman tentang sifat siswa dan perkembangannya sebagai remaja. Guru yang baik athu bahwa siswanya tidak suka disebut “ masih anak-anak” dengan konotasi “kekanak-kanakan” secara dihakimi. Siswa menghendaki agar gurunya memperlakukan mereka sebagai manusia nyata, bukan hanya sebagai “siswa” semata.
5.        The Ability to Look at Life in a Different Way and To Explain a Topic in a Different Way (Kemampuan Melihat Kehidupan dengan Cara yang Berbeda dan Menjelaskan Topik dengan Cara yang Berbeda)
Ada banyak gaya belajar yang berbeda di kalangan siswa. Tidak semua siswa dapat menyerap materi pelajaran seperti yang diajarkan oleh setiap gurusecara sama cepat. Guru harus memberi perlakuan yang berbeda untuk siswa yang berbeda. Guru yang baik tidak menggunakan satu cara untuk semua pokok bahasan yang disajikan. Guru yang baik melakukan perbuatan mengajar berdasarkan bagaimana cara siswanya belajar, meski ini bukan pekerjaan yang mudah. Guru yang baik adalah yang mampu mengajar gaya belajar yang berbeda. Jika siswa tidak memahami mata pelajaran, mereka mengajar dengan cara yang berbeda. Daripada melihat rumus abstrak, ada baiknya guru menjelaskan rumus dengan gambar yang mewakili.
6.      Dedication To Excellence (Dedikasi Untuk Keunggulan)
Guru yang baik memiliki dedikasi dan menginginkan  capaian yang terbaik dari siswa-siswanya dan diri mereka sendiri. Mereka tidak puas dengan nilai siswanya yang kecil, melainkan mengabdikan diri untuk secara penuh menuju kemampuan siswa yang unggul. Guru-guru yang terbaik mendorong berbagai ide dan menertawakan intensif, tidak harus melakukan pekerjaan rumah setiap hari, untuk mendapatkan siswa bisa berpikir di luar kotak sekolah. Mereka mendorong siswa untuk menjadi orang baik, tidak hanya baik mengingat teks, melainkan memahami dan dapat mengaplikasikannya. Mereka ingin siswa belajar dan dapat menerapkan apa yang mereka pelajari, tidak hanya sebatas bisa lulus tes.
7.      Unwavering Support (Teguh dalam Memberikan Dukungan)
Guru terbaik tahu bahwa setiap siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan baik jika mereka memiliki guru yang tepat. Mereka tidak menerima bahwa siswa adalah penyebab kegagalan kegiatan pembelajaran. Mereka mendorong siswa yang frustasi untuk berprestasi dan memberikan keuakinan besar kepada siswanya, bahwa dia bisa memahami materi pelajaran dengan baik.
Mereka beridiri secara adil di mata siswa, serta tidak memuji satu pihak dan mengejek pihak lain. Kadang-kadang, mereka bahkan memperpanjang waktu mengajar di luar sesi kelas, walalupun ada ejekan siswa lain di lorong sekolah dan itu memang sangat sulit bagi guru untuk menghindarinya. Guru-guru terbaik selalu ada di samping siswa jika dia memerlukan bantuan dan dorongan ekstra.
8.      Willingness to Help Student Achieve (Kesediaan untuk Membantu Siswa Mencapai Prestasi)
Guru-guru yang terbaik adalah mereka yang tidak secara otomatis “berhenti mengajar” ketika bel berbunyi. Mereka mengadakan sesi tambahan untuk persiapan tes prestasi siswa (TPS/SAT) dan karenanya mereka memberi pelajaran tambahan bagi siswa setelah sesi kelas. Mereka tahu bahwa beberapa hal yang memerlukan perhatian atau bantuan ekstra. Mereka tidak bertindak dengan prinsip : itu bukan tugas saya atau tugas saya sudah selesai.
   Guru melaksanakan pekerjaan secara serius dan tahu bahwa siswa tidak hanya bermaksud mendapatkan nilai matematika yang lebih tinggi, melainkan juga bagaimana manfaatnya dalam kehidupan. Mereka menyadari bahwa prestasi siswa bukan hanya nilai bagus pada ujian, tapi rasa prestasi dengan menguasai materi pelajaran, dan mereka bersedia bekerja dengan siswa untuk mencapai rasa berprestasi itu.
9.      Pride in Students’s Accomplishment (Bangga Atas Prestasi Siswa)
Guru-guru terbaik sangat bangga dengan siswanya yang mendapatkan nilai yang baik atau memperoleh kehormatan dari masyarakat. Mereka tersenyum dan memberitahu siswanya dan masyarakat, bahwa dia melakukan pekerjaan terbaik demi anak didiknya. Mereka memberitahu guru lainnya tentang bagaimana mereka juga melakukannya. Diluar mungkin dia masih “merasa malu”, tetapi di dalam dia bercahaya.
   Guru-guru terbaik merayakan keberhasilan untuk siswa terbaik. Mereka pun merayakan keberhasilan semua siswa, mengetahui bahwa semua siswa mampumelakukan yang terbaik sesuai dengan kemampuannya. Mereka optimis dan positif, berfokus pada bagaimana siswa melakukan tugasnya dengan baik, tidak hanya memperhatikan seberapa baik mereka mengajar. Mereka mungkin tahu bahwa prestasi itu adalah hasil kekuatan membantu siswa untuk mencapai prestasi, tetapi mereka yakin bahwa siswanya sudah benar-benar bertanggung jawab.
10.  Passion for Life (Bergairah untuk Hidup)
Guru-guru terbaik tidak hanya tertarik pada bidang tugasnya, melainkan juga mereka bersemangat tentang hal-hal lainnya. Mereka memuji iklim belajar yang baik dan tersenyum ketika mampu mengambil beberapa menit untuk membahas episode dari sebuah acara yang populer di sebuah jaringan televisi. Mereka memiliki energi yang bercahaya dan memberi pewarnaan positif sebanyak mungkin. Mereka menghadapi tugas-tugas sebagai tantangan, bukan rutinitas semata. Mereka mengambil bola “Kurva alam semesta” dan mengubanya menjadi menyenangkan sebisa mungkin. Mereka adalah manusia biasa, tetapi selalu ada alasan untuk membuat siswa terus maju.




No comments:

Post a Comment

Semata Wayang

SISTEM PEMBELAJARAN

SISTEM PEMBELAJARAN A.     Pengertian dan Kegunaan Sistem Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan...