Wednesday, October 25, 2017

MAKALAH KONSEP DASAR PEDAGOGIK




MAKALAH KONSEP DASAR PEDAGOGIK
A.    Pengertian Pedagogik
Bagi pendidik, istilah pedagogik pasti sudah tidak asing lagi dan ilmunya menjadi sebuah acuan dalam praktek mendidik anak yang intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan. Istilah pedagogi berasal dari Bahasa Yunani yaitu paid dan agogos. Paid berarti anak, sedangkan agogos adalah mengarahkan. Jadi pedagogik telah didefenisikan sebagai seni dan ilmu mengajar anak. Pedagogi adalah ilmu atau seni dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru.
Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Jadi pedagogik  adalah ilmu mendidik anak. Langeveld (1980) membedakan istilah pedagogik dengan istilah pedagogi. Pedagogik diartikan dengan ilmu mendidik, lebih menitik beratkan kepada pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Suatu pemikiran bagaimana kita membimbing dan mendididk peserta didik. Sedangkan istilah pedagogi berarti pendidikan yang lebih menekankan kepada praktik, menyangkut kegiatan mendidik, kegiatan membimbing peserta didik. Kata yang berhubungan dengan pedagogi yaitu pendidikan, sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut.
Pedagogik sebagai ilmu sangat di butuhkan oleh guru khususnya guru taman kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan atau mentransformasikan pengetahuan kepada para peserta didik di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Pedagogik merupakan suatu teori yang secara teliti, krisis dan objektif, mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses pendidikan.
Dalam bahasa Inggris, kata yang berhubungan dengan pedagogik, yaitu pendidikan dengan menggunakan perkataan education. Sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran, belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut. Kata education berhubungan dengan kata Latin “educere” yang berarti mengeluarkan suatu kemampuan” (e = keluar, ducere = memimpin), jadi berarti membimbing untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan di dalam diri peserta didik.
Selanjutnya makna pendidikan dapat dilihat dalam pengertian secara khusus dan pengertian secara luas. Dalam arti khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah peserta didik menjadi dewasa dengan segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga dalam arti tanggung jawab keluarga.
Pendidikan dalam arti luas merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam pengertian yang luas semua pengalaman itu adalah pendidikan. Pendidikan tidak hanya berlangsung dalam satu lembaga pendidikan yang disebut sekolah akan tetapi dalam semua ruang lingkup kehidupan manusia dan dalam seluruh sector pembangunan. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang  Sistem Pendidikan Nasional dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dari pengertian-pengertian pendidikan di atas (dalam arti luas) ada beberapa prinsip dasar tentang pendidikan yang akan dilakukan yaitu :
1.      Pertama, pendidikan berlangsung seumur hidup.
2.      Kedua, bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia.
3.      Ketiga, bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang disebut manusia seluruhnya.
Henderson (1959) mengemukakan bahwa pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia, karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi yang terbaik. Jadi yang menjadi objek kajian pedagogik adalah pergaulan pendidikan antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa. Menurut Langeveld disebut “situasi pendidikan”. Jadi proses pendidikan menurut pedagogik berlangsung sejak anak lahir sampai anak mencapai dewasa. Pendidik dalam hal ini bisa orang tua dan/atau guru yang fungsinya sebagai pengganti orang tua, membimbing anak yang belum dewasa mengantarkannya untuk dapat hidup mandiri, agar anak dapat menjadi dirinya sendiri.
B.     Pentingnya Pendidikan
1.       Manusia Memerlukan Bantuan
Tanpa usaha belajar dari pihak generasi muda dan usaha pendidikan dari pihak generasi dewasa, manusia tak dapat mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya, sehingga dapat mencapai tingkat yang lebih bermutu dan lebih mulia. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan tidak saja berusaha melimpahkan segala milik kebudayaan dari generasi sepanjang masa kepada generasi muda, melainkan juga berusaha agar generasi yang akan datang dapat mengembangkan dan meningkatkan kebudayaan ke taraf yang lebih tinggi. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik secara individu, maupun sebagai kelompok dalam bermasyarakat.
2.      Pendidikan dalam Praktik
Antara individu yang satu dengan yang lain ada hubungan pengaruh mempengaruhi. Kita menemukan pada setiap manusia gejala suka meniru (imitasi) perbuatan manusia lain. Dalam observasi mengenai pergaulan antara manusia kita temukan ada gejala seperasaan jika anak sakit ibu merasakan juga keadaan anak yang sakit, pada ibu timbul rasa kasih sayang. Gejala yang berhubungan dengan perasaan individu yang satu dengan individu lain disebut oleh Maks Scheler simpati, yang secara etimologis terdiri atas dua kata yaitu “sing” sama atau “ bersama”, “pati” (dari yunani  “pathos” yang berarti perasaan, penderitaan). Proses identifikasi adalah semacam keinginan meniru segala tingkah laku orang tuanya, dan sering sekali berlangsung secara tidak sadar.
Jelas bahwa menurut Janlighart pendidikan itu di dasari oleh kasih sayang, yang merupakan sumber bagi dua syarat yang lain yaitu kesabaran dan kebijaksanaan. Sikap kesabaran sangat di perlukan untuk menghadapi anak, karena sikap tidak sabar atau lekas marah tidak akan menggairahkan kejiwaan anak. Dengan pendidikan atau dengan proses perkembangan masyarakat, kita akan menemukan suatu perubahan dalam cara dan kualitas kehidupan. Tidak ada masyarakat yang bersifat statis, yang tidak mengalami perubahan. Upaya pendidikan bukan saja terjadi atas sikap perbuatan dan seluruh kepribadian, melainkan juga alat-alat pendidikan yang dengan sengaja dimanfaatkan oleh pendidik.
Dalam praktik pendidikan sehari-hari, kita tidak boleh  melupakan respon peserta didik terhadap upaya pendidikan yang kita gunakan, karena respon peserta didik tersebut merupakan umpan balik (feedback) bagi tindakan–tindakan pendidikan selanjutnya. Pendidikan dalam pelaksanannya berbentuk pergaulan dan peserta didik, namun tentu suatu pergaulan yang tertuju kepada tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, memahai nilai, norma-norma susila dan sekaligus mampu berprilaku sesuai dengan norma-norma tersebut. Pendidikan fungsinya membimbing peserta didik, dan bimbingan anak itu akan didik kearah yang sesuai dengan tujuan yang ditentukan, yaitu untuk mencapai kedewasaan.
C.    Ilmu Pendidikan Sebagai Teori
1.      Pengertian Ilmu Pendidikan sebagai Teori
Sadulloh U.,dkk, (2011) mengatakan bahwa pengertian ilmu yang pertama biasanya digunakan dalam konteks akademis, sedangkan pengertian ilmu yang kedua biasanya digunakan oleh kalangan awam. Ilmu dalam konteks akademis hanya membahas segala sesuatu yang nyata terjangkau dan dapat disentuh oleh pengalaman inderawi manusia. Oleh karena itu ilmu dalam konteks akademik tidak sama dengan ilmu dengan ilmu yang biasa digunakan oleh orang awam.
Selanjutnya Sikun Pribadi (1972) mengemukakan bahwa objek ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal dan metode pendekatannya ialah berdasarkan pengalaman (experience) dengan mempergunakan berbagai cara, seperti observasi, eksperimen, survey, study kasus, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh pikiran atas dasar hukum logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan relasi-relasi antara data-data. Diantaranya relasi kausalitas. Konsepsi-konsepsi dan relasi disusun menurut suatu sistem tertentu yang merupakan suatu keseluruhan yang terintegritatif. Keseluruhan integritatif ini kita sebut ilmu pengtahuan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang dimaksud ilmu pengetahuan atau ilmu. Pada dasarnya ilmu pengetahuan merupakan seperangkat atau sejumlah pengetahuan yang disusun menurut suatu sistem berpikir kritis dan teratur dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman tentang suatu hal atau masalah agar masalah-masalah tersebut dapat dicari solusinya, terutama alasan mengapa hal itu terjadi, sehingga pada akhirnya manusia dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Kemudian Sadulloh U.,dkk, (2011) menyimpulkan bahwa pengetahuan ilmiah itu diperoleh dengan cara observasi, eksperimen, klasifikasi dan analisa.
Ilmu dikembangkan melalui kegiatan berpikir kritis, yaitu kegiatan berfikir melalui tahap-tahap penetapan problema dalam bidang ilmu yang bersangkutan, kemudian ilmu dikaji melalui hipotesa (dugaan beserta argumentasi), kemudian disusul dengan tahap pengujian hipotesis tersebut secara empiris dan akhirnya penarikan kesimpulan berupa generalisasi, prinsip hukum, rumus dan sebagainya.
Istilah ilmu adalah usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Pendidikan dalam arti luas adalah hidup. Maksudnya bahwa pendidikan adalah segala pengalaman (belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan individu. Dalam arti sempit pendidikan hanya berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa pada suatu sekolah atau mahasiswa pada suatu perguruan tinggi. Pendidikan pada dasarnya adalah proses kumunikasi yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang hayat (life long process) dan generasi ke generasi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan sebagai teori adalah seperangkat pengetahuan tentang pengalaman (belajar) yang dijadikan suatu paham atau pendapat untuk melakukan sesuatu.
Ilmu pendidikan tidak hanya mencari pengetahuan deskiriptif tentang objek pendidikan, tetapi juga mencari pengetahuan bagaimana caranya agar berguna bagi objek didiknya. Dari penjelasan ini dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan memerlukan pemikiran teoritis, yakni perlu pemikiran yang tersusun secara teratur dan sistematis.
2.      Pentingnya Teori Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh manusia. Ruang lingkup lapangan pendidikan mencakup semua pengalaman pemikiran manusia tentang pendidikan. Pendidikan sebagai suatu kegiatan manusia dapat kita amati sebagai suatu praktek dalam kehidupannya, seperti halnya dengan kegiatan manusia yang lain, seperti kegiatan dalam ekonomi, kegiatan dalam hukum, beragama, dan sebagainmya. Disamping itu pula kita dapat mengkaji pendidikan secara akademik, baik secara empiric (pengalaman) yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikannya, maupun renungan-renungan, yang mencoba melihat makna pendidikan dalam sutau lingkup yang lebih luas. Yang pertama dapat disebut praktek pendidikan, sedangkan yang kedua disebut teori pendidikan, (Sadulloh U.,dkk, 2011).
Antara teori dan praktek pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, memiliki hubungan komplementer (saling melengkapi), saling mengisi satu sama lainnya. Seperti misalnya pelaksanaan-pelaksanaan pendidikan dalam keluarga, pendidikan di sekolah, pendidikan di masyarakat, dapat dijadikan sumber dalam menyusun teori pendidikan, begitu sebaliknya suatu teori pendidikan sangat bermanfaat sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan praktek pendidikan.
Dalam prakteknya, memang ada orang tidak mengetahui atau mempelajari suatu teori pendidikan, namun ia berhasil membimbing anak-anaknya. Sebaliknya juga dapat terjadi, seorang ahli teori pendidikan (ahli pedagogik, ahli filsafat pendidikan, ahli psikologi pendidikan, dan sebagainya), belum dapat dijamin bahwa ia akan menjdi pendidik yang baik, belum dapat dijamin ia akan berhasil mendidik anaknya sendiri. Kasus di atas jangan dijadikan alasan bahwa tidak perlu atau tidak ada manfaatnya apabila kita mempelajari teori pendidikan. Dalam hal ini J.H Gunning (Belanda) pernah mengemukakan bahwa “teori tanpa praktek merupakan perbuatan yang amat istimewa (genius), sebaliknya praktek tanpa teori bagai orang gila dan penjahat. Namun menurut Gunning bagi kebanyakan pendidik perlu paduan mesra dari keduanya (teori dan praktek).
Teori pendidikan (dalam hal ini pedagogik), perlu dipelajari secara akademik (secara ilmiah di Perguruan Tinggi), khususnya di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang mmpersiapkan lulusannya untuk menjadi pendidik baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sebab jika tidak dibekali teori pendidikan, jangan sampai terjerumus seperti yang dikemukakan oleh Gunning, dimana perbuatan pendidik (guru) tersebut seperti perbuatan orang yang tidak waras,suatu perbuatan yang tidak berencana, tidak tentu arah tujuannya.
Teori pendidikan harus dipelajari, karena yang akan dihadapi manusia, menyangkut nasib kehidupan dan hidup manusia, akan menyankut harkat derajat manusia serta hak asasinya. Perbuatan mendidik bukan merupakan perbuatan yang biasa saja, melainkan suatu perbuatan yang harus betul-betul disadarinya, dalam rangka membimbing peserta didik kepada suatu tujuan yang akan dituju. Sadulloh U.,dkk, (2011) mengungkapkan bahwa ilmu pendidikan sebagai teori perlu dipelajari, karena akan memberi beberapa manfaat. Sebagaimana dikemukakan berikut ini :
a.       Dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang akan dicapai.
b.      Mengurangi kesalahan dalam praktek, karena dengan memahami teori pendidikan, seorang akan mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, walaupun teori tersebut bukan suatu resep yang jitu.
c.       Dapat dijadikan sebagai tolak ukur, sampai dimana seseorang telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.
Ilmu pendidikan sebagai teori perlu kita pelajari karena praktek mendidik tanpa didasari oleh teori pendidikan, akan membawa kita kepada kemungkinan berbuat kesalahan. Ilmu pendidikan termasuk salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sifatnya praktis, karena ilmu pendidikan mempelajari dasar-dasar, prinsip-prinsip serta tujuan tentang kegiatan mendidik.
Perbuatan mendidik bukanlah perbuatan sembarangan, karena menyangkut kehidupan dan nasib anak manusia untuk kehidupan selanjutnya, yaitu manusia sebagai makhluk yang bermartabat dengan hak-hak azazinya. Itulah sebabnya, melaksanakan pendidikan merupakan tugas moril yang tidak ringan. Ini berarti, bahwa membuat kesalahan dalam mendidik anak, walaupun tidak sengaja dan walaupun kecil, tidak dapat kita anggap enteng. Itikad baik pendidik dalam menunaikan tugasnya selalu berusaha untuk mengurangi kesalahan-kesalahan atau membatasi kesalahan-kesalahan seminimal mungkin. Prof. Sikun Pribadi (1984) mengemukakan tiga golongan kesalahan dalam melaksanakan pendidikan yaitu:
a.       Kesalahan-kesalahan teknis, artinya kesalahan yang disebabkan oleh kekurangan keterampilan atau kesalahan dalam cara menerapkan pengertian atau prinsip-prinsip tertentu.
b.      Kesalahan-kesalahan yang bersumber pada struktur kepribadian prilaku pendidik sendiri.
c.       Kesalahan-kesalahan yang sifatnya konseptual, artinya karena pendidikan kurang mendalami masalah-masalah yang sifatnya teoritis maka perbuatan mendidiknya mempunyai akibat yang tak dapat dibenarkan.
Dengan adanya ilmu pendidikan sebagai teori maka diharapkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan dapat diminimalisir oleh pendidik guna mengembangkan potensi peserta didik.


No comments:

Post a Comment

Semata Wayang

SISTEM PEMBELAJARAN

SISTEM PEMBELAJARAN A.     Pengertian dan Kegunaan Sistem Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan...