MAKALAH KONSEP DASAR PEDAGOGIK
A.
Pengertian
Pedagogik
Bagi pendidik, istilah pedagogik
pasti sudah tidak asing lagi dan ilmunya menjadi sebuah acuan dalam praktek
mendidik anak yang intinya adalah mengantarkan anak menuju pada kedewasaan. Istilah
pedagogi berasal dari Bahasa Yunani yaitu paid dan agogos. Paid berarti anak,
sedangkan agogos adalah mengarahkan. Jadi pedagogik telah didefenisikan sebagai
seni dan ilmu mengajar anak. Pedagogi adalah ilmu
atau seni
dalam menjadi seorang guru. Istilah ini merujuk pada strategi pembelajaran atau gaya pembelajaran. Sehubungan dengan strategi mengajar itu, filosofi
mengajar diterapkan dan dipengaruhi oleh latar belakang pengetahuan dan pengalamannya, situasi pribadi, lingkungan, serta tujuan pembelajaran
yang dirumuskan oleh peserta didik dan guru.
Pedagogik
sebagai ilmu sangat di butuhkan oleh guru khususnya guru taman kanak-kanak dan
guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa.
Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan atau mentransformasikan pengetahuan
kepada para peserta didik di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk
mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Pedagogik merupakan suatu teori yang
secara teliti, krisis dan objektif, mengembangkan konsep-konsepnya mengenai hakekat
manusia, hakekat anak, hakekat tujuan pendidikan serta hakekat proses
pendidikan.
Dalam
bahasa Inggris, kata yang berhubungan dengan pedagogik, yaitu pendidikan dengan
menggunakan perkataan education.
Sekarang digunakan untuk merujuk pada keseluruhan konteks pembelajaran,
belajar, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut. Kata education berhubungan dengan kata
Latin “educere” yang berarti
mengeluarkan suatu kemampuan” (e
= keluar, ducere = memimpin),
jadi berarti membimbing untuk mengeluarkan suatu kemampuan yang tersimpan di
dalam diri peserta didik.
Selanjutnya makna pendidikan dapat
dilihat dalam pengertian secara khusus dan pengertian secara luas. Dalam arti
khusus, Langeveld mengemukakan bahwa pendidikan
adalah bimbingan yang diberikan oleh seorang dewasa kepada anak yang belum
dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pendidikan dalam arti khusus
hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum
dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Setelah peserta didik menjadi dewasa dengan
segala cirinya, maka pendidikan dianggap selesai. Pendidikan dalam arti khusus
ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga dalam
arti tanggung jawab keluarga.
Pendidikan dalam arti luas
merupakan usaha manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang
berlangsung sepanjang hayat. Dalam pengertian yang luas semua pengalaman itu
adalah pendidikan. Pendidikan tidak hanya berlangsung dalam satu lembaga
pendidikan yang disebut sekolah akan tetapi dalam semua ruang lingkup kehidupan
manusia dan dalam seluruh sector pembangunan. Dalam Undang-Undang RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dikatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Dari
pengertian-pengertian pendidikan di atas (dalam arti luas) ada beberapa prinsip
dasar tentang pendidikan yang akan dilakukan yaitu :
1. Pertama,
pendidikan berlangsung seumur hidup.
2. Kedua,
bahwa tanggung jawab pendidikan merupakan tanggung jawab bersama semua manusia.
3. Ketiga,
bagi manusia pendidikan merupakan suatu keharusan, karena dengan pendidikan
manusia akan memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang, yang disebut
manusia seluruhnya.
Henderson (1959) mengemukakan bahwa
pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak dapat dielakan oleh manusia,
karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai suatu generasi
yang terbaik. Jadi yang menjadi objek kajian pedagogik adalah pergaulan
pendidikan antara orang dewasa dengan anak yang belum dewasa. Menurut Langeveld
disebut “situasi pendidikan”. Jadi proses pendidikan menurut pedagogik
berlangsung sejak anak lahir sampai anak mencapai dewasa. Pendidik dalam hal
ini bisa orang tua dan/atau guru yang fungsinya sebagai pengganti orang tua,
membimbing anak yang belum dewasa mengantarkannya untuk dapat hidup mandiri,
agar anak dapat menjadi dirinya sendiri.
B.
Pentingnya Pendidikan
1. Manusia Memerlukan Bantuan
Tanpa
usaha belajar dari pihak generasi muda dan usaha pendidikan dari pihak generasi
dewasa, manusia tak dapat mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya,
sehingga dapat mencapai tingkat yang lebih bermutu dan lebih mulia. Pendidikan
berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia, baik sebagai individu,
maupun sebagai kelompok dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan tidak saja berusaha melimpahkan segala milik kebudayaan dari
generasi sepanjang masa kepada generasi muda, melainkan juga berusaha agar
generasi yang akan datang dapat mengembangkan dan meningkatkan kebudayaan ke
taraf yang lebih tinggi. Pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan
manusia, baik secara individu, maupun sebagai kelompok dalam bermasyarakat.
2.
Pendidikan
dalam Praktik
Antara individu yang satu dengan yang lain ada hubungan
pengaruh mempengaruhi. Kita menemukan pada setiap manusia gejala suka meniru
(imitasi) perbuatan manusia lain. Dalam observasi mengenai pergaulan antara
manusia kita temukan ada gejala seperasaan jika anak sakit ibu merasakan juga
keadaan anak yang sakit, pada ibu timbul rasa kasih sayang. Gejala yang
berhubungan dengan perasaan individu yang satu dengan individu lain disebut
oleh Maks Scheler simpati, yang secara etimologis terdiri atas dua kata yaitu
“sing” sama atau “ bersama”, “pati” (dari yunani “pathos” yang berarti perasaan, penderitaan).
Proses identifikasi adalah semacam keinginan meniru segala tingkah laku orang
tuanya, dan sering sekali berlangsung secara tidak sadar.
Jelas bahwa menurut Janlighart pendidikan itu di dasari oleh
kasih sayang, yang merupakan sumber bagi dua syarat yang lain yaitu kesabaran
dan kebijaksanaan. Sikap kesabaran sangat di perlukan untuk menghadapi anak,
karena sikap tidak sabar atau lekas marah tidak akan menggairahkan kejiwaan
anak. Dengan pendidikan atau dengan proses perkembangan masyarakat, kita akan
menemukan suatu perubahan dalam cara dan kualitas kehidupan. Tidak ada
masyarakat yang bersifat statis, yang tidak mengalami perubahan. Upaya
pendidikan bukan saja terjadi atas sikap perbuatan dan seluruh kepribadian,
melainkan juga alat-alat pendidikan yang dengan sengaja dimanfaatkan oleh
pendidik.
Dalam praktik pendidikan sehari-hari, kita tidak boleh melupakan respon peserta didik terhadap upaya
pendidikan yang kita gunakan, karena respon peserta didik tersebut merupakan
umpan balik (feedback) bagi tindakan–tindakan pendidikan selanjutnya. Pendidikan
dalam pelaksanannya berbentuk pergaulan dan peserta didik, namun tentu suatu
pergaulan yang tertuju kepada tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, memahai
nilai, norma-norma susila dan sekaligus mampu berprilaku sesuai dengan
norma-norma tersebut. Pendidikan fungsinya membimbing peserta didik,
dan bimbingan anak itu akan didik kearah yang sesuai dengan tujuan yang
ditentukan, yaitu untuk mencapai kedewasaan.
C.
Ilmu Pendidikan Sebagai Teori
1. Pengertian
Ilmu Pendidikan sebagai Teori
Sadulloh U.,dkk, (2011)
mengatakan bahwa pengertian ilmu yang pertama biasanya digunakan dalam konteks
akademis, sedangkan pengertian ilmu yang kedua biasanya digunakan oleh kalangan
awam. Ilmu dalam konteks akademis hanya membahas segala sesuatu yang nyata
terjangkau dan dapat disentuh oleh pengalaman inderawi manusia. Oleh karena itu
ilmu dalam konteks akademik tidak sama dengan ilmu dengan ilmu yang biasa
digunakan oleh orang awam.
Selanjutnya Sikun Pribadi (1972) mengemukakan bahwa objek ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal dan metode pendekatannya ialah berdasarkan pengalaman (experience) dengan mempergunakan berbagai cara, seperti observasi, eksperimen, survey, study kasus, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh pikiran atas dasar hukum logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan relasi-relasi antara data-data. Diantaranya relasi kausalitas. Konsepsi-konsepsi dan relasi disusun menurut suatu sistem tertentu yang merupakan suatu keseluruhan yang terintegritatif. Keseluruhan integritatif ini kita sebut ilmu pengtahuan.
Selanjutnya Sikun Pribadi (1972) mengemukakan bahwa objek ilmu pengetahuan ialah dunia fenomenal dan metode pendekatannya ialah berdasarkan pengalaman (experience) dengan mempergunakan berbagai cara, seperti observasi, eksperimen, survey, study kasus, dan sebagainya. Pengalaman-pengalaman itu diolah oleh pikiran atas dasar hukum logika yang tertib. Data yang dikumpulkan diolah dengan cara analitis, induktif, kemudian ditentukan relasi-relasi antara data-data. Diantaranya relasi kausalitas. Konsepsi-konsepsi dan relasi disusun menurut suatu sistem tertentu yang merupakan suatu keseluruhan yang terintegritatif. Keseluruhan integritatif ini kita sebut ilmu pengtahuan.
Berdasarkan beberapa
pengertian diatas, maka dapat diperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang
dimaksud ilmu pengetahuan atau ilmu. Pada dasarnya ilmu pengetahuan merupakan
seperangkat atau sejumlah pengetahuan yang disusun menurut suatu sistem
berpikir kritis dan teratur dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman tentang
suatu hal atau masalah agar masalah-masalah tersebut dapat dicari solusinya,
terutama alasan mengapa hal itu terjadi, sehingga pada akhirnya manusia dapat
meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
Kemudian Sadulloh U.,dkk, (2011) menyimpulkan bahwa pengetahuan ilmiah itu diperoleh dengan cara observasi, eksperimen, klasifikasi dan analisa.
Kemudian Sadulloh U.,dkk, (2011) menyimpulkan bahwa pengetahuan ilmiah itu diperoleh dengan cara observasi, eksperimen, klasifikasi dan analisa.
Ilmu dikembangkan
melalui kegiatan berpikir kritis, yaitu kegiatan berfikir melalui tahap-tahap
penetapan problema dalam bidang ilmu yang bersangkutan, kemudian ilmu dikaji
melalui hipotesa (dugaan beserta argumentasi), kemudian disusul dengan tahap
pengujian hipotesis tersebut secara empiris dan akhirnya penarikan kesimpulan
berupa generalisasi, prinsip hukum, rumus dan sebagainya.
Istilah ilmu adalah usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Istilah ilmu adalah usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Pendidikan dalam arti
luas adalah hidup. Maksudnya bahwa pendidikan adalah segala pengalaman
(belajar) di berbagai lingkungan yang berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh
positif bagi perkembangan individu. Dalam arti sempit pendidikan hanya
berlangsung bagi mereka yang menjadi siswa pada suatu sekolah atau mahasiswa
pada suatu perguruan tinggi. Pendidikan pada dasarnya adalah proses kumunikasi
yang didalamnya mengandung transformasi pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan-keterampilan, di dalam dan di luar sekolah yang berlangsung sepanjang
hayat (life long process) dan generasi ke generasi.
Berdasarkan uraian
tersebut dapat disimpulkan bahwa ilmu pendidikan sebagai teori adalah
seperangkat pengetahuan tentang pengalaman (belajar) yang dijadikan suatu paham
atau pendapat untuk melakukan sesuatu.
Ilmu pendidikan tidak hanya mencari pengetahuan deskiriptif tentang objek pendidikan, tetapi juga mencari pengetahuan bagaimana caranya agar berguna bagi objek didiknya. Dari penjelasan ini dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan memerlukan pemikiran teoritis, yakni perlu pemikiran yang tersusun secara teratur dan sistematis.
Ilmu pendidikan tidak hanya mencari pengetahuan deskiriptif tentang objek pendidikan, tetapi juga mencari pengetahuan bagaimana caranya agar berguna bagi objek didiknya. Dari penjelasan ini dapat dikatakan bahwa ilmu pendidikan memerlukan pemikiran teoritis, yakni perlu pemikiran yang tersusun secara teratur dan sistematis.
2. Pentingnya
Teori Pendidikan
Pendidikan merupakan
suatu kegiatan yang hanya dapat dilakukan oleh manusia. Ruang lingkup lapangan
pendidikan mencakup semua pengalaman pemikiran manusia tentang pendidikan.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan manusia dapat kita amati sebagai suatu
praktek dalam kehidupannya, seperti halnya dengan kegiatan manusia yang lain,
seperti kegiatan dalam ekonomi, kegiatan dalam hukum, beragama, dan
sebagainmya. Disamping itu pula kita dapat mengkaji pendidikan secara akademik,
baik secara empiric (pengalaman) yang bersumber dari pengalaman-pengalaman
pendidikannya, maupun renungan-renungan, yang mencoba melihat makna pendidikan
dalam sutau lingkup yang lebih luas. Yang pertama dapat disebut praktek
pendidikan, sedangkan yang kedua disebut teori pendidikan, (Sadulloh U.,dkk, 2011).
Antara teori dan
praktek pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, memiliki
hubungan komplementer (saling melengkapi), saling mengisi satu sama lainnya.
Seperti misalnya pelaksanaan-pelaksanaan pendidikan dalam keluarga, pendidikan
di sekolah, pendidikan di masyarakat, dapat dijadikan sumber dalam menyusun
teori pendidikan, begitu sebaliknya suatu teori pendidikan sangat bermanfaat
sebagai suatu pedoman dalam melaksanakan praktek pendidikan.
Dalam prakteknya,
memang ada orang tidak mengetahui atau mempelajari suatu teori pendidikan,
namun ia berhasil membimbing anak-anaknya. Sebaliknya juga dapat terjadi,
seorang ahli teori pendidikan (ahli pedagogik, ahli filsafat pendidikan, ahli
psikologi pendidikan, dan sebagainya), belum dapat dijamin bahwa ia akan menjdi
pendidik yang baik, belum dapat dijamin ia akan berhasil mendidik anaknya
sendiri. Kasus di atas
jangan dijadikan alasan bahwa tidak perlu atau tidak ada manfaatnya apabila
kita mempelajari teori pendidikan. Dalam hal ini J.H Gunning (Belanda) pernah
mengemukakan bahwa “teori tanpa praktek merupakan perbuatan yang amat istimewa
(genius), sebaliknya praktek tanpa teori bagai orang gila dan penjahat. Namun
menurut Gunning bagi kebanyakan pendidik perlu paduan mesra dari keduanya
(teori dan praktek).
Teori pendidikan (dalam
hal ini pedagogik), perlu dipelajari secara akademik (secara ilmiah di
Perguruan Tinggi), khususnya di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
yang mmpersiapkan lulusannya untuk menjadi pendidik baik di sekolah maupun di
luar sekolah. Sebab jika tidak dibekali teori pendidikan, jangan sampai
terjerumus seperti yang dikemukakan oleh Gunning, dimana perbuatan pendidik
(guru) tersebut seperti perbuatan orang yang tidak waras,suatu perbuatan yang
tidak berencana, tidak tentu arah tujuannya.
Teori pendidikan harus
dipelajari, karena yang akan dihadapi manusia, menyangkut nasib kehidupan dan
hidup manusia, akan menyankut harkat derajat manusia serta hak asasinya.
Perbuatan mendidik bukan merupakan perbuatan yang biasa saja, melainkan suatu
perbuatan yang harus betul-betul disadarinya, dalam rangka membimbing peserta
didik kepada suatu tujuan yang akan dituju.
Sadulloh U.,dkk, (2011) mengungkapkan bahwa ilmu
pendidikan sebagai teori perlu dipelajari, karena akan memberi beberapa
manfaat. Sebagaimana dikemukakan berikut ini :
a. Dapat
dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah serta tujuan mana yang akan
dicapai.
b. Mengurangi
kesalahan dalam praktek, karena dengan memahami teori pendidikan, seorang akan
mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan, walaupun teori tersebut
bukan suatu resep yang jitu.
c. Dapat
dijadikan sebagai tolak ukur, sampai dimana seseorang telah berhasil
melaksanakan tugas dalam pendidikan.
Ilmu pendidikan sebagai
teori perlu kita pelajari karena praktek mendidik tanpa didasari oleh teori
pendidikan, akan membawa kita kepada kemungkinan berbuat kesalahan. Ilmu
pendidikan termasuk salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sifatnya praktis, karena
ilmu pendidikan mempelajari dasar-dasar, prinsip-prinsip serta tujuan tentang
kegiatan mendidik.
Perbuatan mendidik
bukanlah perbuatan sembarangan, karena menyangkut kehidupan dan nasib anak
manusia untuk kehidupan selanjutnya, yaitu manusia sebagai makhluk yang
bermartabat dengan hak-hak azazinya. Itulah sebabnya, melaksanakan pendidikan
merupakan tugas moril yang tidak ringan. Ini berarti, bahwa membuat kesalahan
dalam mendidik anak, walaupun tidak sengaja dan walaupun kecil, tidak dapat
kita anggap enteng. Itikad baik pendidik dalam menunaikan tugasnya selalu
berusaha untuk mengurangi kesalahan-kesalahan atau membatasi
kesalahan-kesalahan seminimal mungkin. Prof. Sikun Pribadi (1984) mengemukakan
tiga golongan kesalahan dalam melaksanakan pendidikan yaitu:
a. Kesalahan-kesalahan
teknis, artinya kesalahan yang disebabkan oleh kekurangan keterampilan atau
kesalahan dalam cara menerapkan pengertian atau prinsip-prinsip tertentu.
b. Kesalahan-kesalahan
yang bersumber pada struktur kepribadian prilaku pendidik sendiri.
c. Kesalahan-kesalahan
yang sifatnya konseptual, artinya karena pendidikan kurang mendalami
masalah-masalah yang sifatnya teoritis maka perbuatan mendidiknya mempunyai
akibat yang tak dapat dibenarkan.
Dengan adanya ilmu pendidikan sebagai teori maka
diharapkan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam dunia pendidikan dapat
diminimalisir oleh pendidik guna mengembangkan potensi peserta didik.
No comments:
Post a Comment