Kepada
mereka…
sang
generasi penerus bangsa
yang
sedang menempuh pendidikan di tingkat sekolah dasar
Cerita
ini untuk kalian
Semoga
bermanfaat
Salam
ceria
Rahmadani Er.
************************************
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku
cerita bergambar ini dengan tepat waktu. Dalam buku cerita ini, penulis
mengangkat topik tentang fenomena kehidupan anak sekolah dasar saat ini yang
sebagian besar telah mengenal gadget atau telepon pintar (smartphone).
Buku
cerita ini dituls berdasarkan apa yang terjadi saat ini di lingkungan sekitar
kita. Kemudahan teknologi memang sangat membantu, namun jika tidak dibarengi
dengan sikap bijak maka akan berdampak negative bagi kehidupan terutama bagi
anak-anak. Dengan hadirnya buku cerita ini, diharapkan pendidik (orang tua atau
guru) lebih bijak dalam mendidik anak dengan memberikan pendidikan yang tepat
bagi anak sesuai usianya.
Ucapan
terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu demi
terselesaikannya buku cerita ini. Oleh karena itu penulis mengundang segenap
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang membangun. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan buku cerita ini
selanjutnya.
Akhir
kata, semoga buku cerita ini bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 28 Oktober 2017
Penulis
Semata Wayang
*************************************************
PROLOG
Kemudahan
teknologi terutama penggunaan Smartphone (telpon pintar) atau biasa dikenal
dengan gadget memang sangat membantu kehidupan manusia saat ini. Namun apa
jadinya jika penggunaan telpon genggam (gadget) sudah masuk kedalaam dunia
anak. Bahkan sebagian waktu mereka telah disita oleh penggunaan gadget yang
berlebihan. Mereka seakan acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar. Anak lebih
banyak menghabiskan waktu didepan layar untuk bermain game online daripada
bermain dengan teman sebaya mereka. Bukan hanya di kota bahkan anak-anak
dipelosok desa pun sudah dijajah oleh kecanggihan teknologi ini.
Hadirnya
buku cerita bergambar ini diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada anak
maupun orang tua terhadap bahay penggunaan gadget yang berlebihan. Selain itu
diharapkan peran pendidik terutama guru dan orang tua untuk memaksimalkan tugas
mereka untuk membimbing maupun mengawasi anak mereka agar tidak diperbudak oleh
kecanggihan teknologi di era modrn saat ini. Penulis juga mengajak kepada para
pendidik untuk dapat menumbuhkan minat baca anak didiknya dengan memotivasi
mereka untuk lebih mencintai dunia baca melalui buku cerita bergambar ini.
Kisah
ini merupakan cerita ringan yang biasa terjadi di sekitar kita. Seperti kisah
Dodo berikut ini. Dodo adalah termasuk anak orang kaya. Saat Dodo akan naik ke
kelas 5, ia berhasil mendapat peringkat pertama di kelasnya , orang tuanya
memberikan hadiah berupa smartphone merk ternama. Akhirnya Dodo mempunyai hobi
baru yaitu bermain game online menggunakan gadget tersebut daripada belajar
maupun bermain dengan teman sebanyanya di lingkungan sekitar rumah.
Apakah
akibat yang akan didapat Dodo dari hobi barunya tersebut??? Hmmm, kira-kira apa
yah yang akan dilakukan oleh orang tua Dodo melihat kelakuan anaknya tersebut?
Yuk
kita simak ceritanya berikut ini…
************************************************************************
Tahun
ajaran baru akan segera tiba. Namun sebelum kenaikan kelas tiba, maka terlebih
dahulu diadakan ujian kenaikan kelas atau ulangan semester. Pada saat upacara
bendera, Ibu kepala sekolah pun menginformasikan kepada siswa-siswanya untuk
belajar karena ulangan semester akan diadakan minggu depan. “ Nah anak-anak,
minggu depan kita akan mengadakan ujian kenaikan kelas, jadi ibu harap kalian
semua harus belajar yang giat yah, baca dan pelajari kembali pelajaran yang sudah
diberikan oleh bapak atau ibu guru, utamakan kejujuran dalam mengerjakan
ulangannya nanti, serta jangan lupa untuk berdoa” kata ibu kepala sekolah saat
memberikan amanat. “iya bu”, seru seluruh siswa secara serempak.
Ting…ting…ting. Bel tanda
pulang sekolah pun berbunyi. Di seluruh ruang kelas pun terdengar suara
siswa-siswi melantunkan doa setelah belajar serta mengucap salam sebelum pulang
salah satuanya di ruang kelas 4 yang pembacaan doanya dipimpin oleh dodo selaku
ketua kelas. Tak lupa pula mereka mencium tangan guru-guru mereka sebelum
pulang ke rumah. Masing-masing siswa dijemput oleh orang tua masing-masing,
termasuk Dodo yang hari itu dijemput oleh Ayahnya. Dodo adalah salah satu siswa
yang berprestasi di kelasnya. Dia selalu berada pada posisi 3 besar di kelas.
“Assalamualaikum ma”, kata Dodo kepada
ibunya yang memang menunggu kedatangan Dodo di teras rumah dengan penuh
kehangatan. Dodo memang terlahir dari keluarga yang berada. Kedua orang tuanya
sangat menyayangi Dodo. “Ma, minggu depan Dodo sudah ujian kenaikan kelas loh”,
cerita Dodo ketika mereka sedang berkumpul di ruang keluarga. “Kalau
begitu, Dodo harus lebih giat belajar lagi, buku pelajarannya dibaca dan ingat
jangan kebanyakan bermain yah, kata Ayah sambil menasehati anaknya. “Benar kata
Ayah, Dodo harus tambah jam belajarnya, kalau Dodo bisa dapat juara 1 saat
kenaikan kelas nanti, mama akan belikan Dodo hadiah gadget, kata mama Dodo.
“Wahhh benar yah ma janji”, seru Dodo kegirangan.
Seminggu sebelum ujian kenaikan kelas
benar-benar dimanfaatkan Dodo untuk
belajar dengan keras dengan tekad untuk meraih peringkat pertama dan mendapat
hadiah gadget yang ia inginkan. Akhirnya ia dapat melewati ujian kenaikan kelas
dengan baik. Semua soal-soal ia kerjakan dengan baik disertai kejujuran, hasil
yang ia dapat pun sesuai dengan harapannya. Dodo berhasil meraih juara 1 di
kelasnya dan naik ke kelas berikutnya yaitu kelas 5. Kedua orang tua Dodo
sangat bangga melhat anaknya berprestasi. Akhirnya hadiah gadget pun diberikan
kepada Dodo. Perasaan Dodo sangat senang.
Semenjak Dodo menerima hadiah dari orang tuanya, perilakunya berubah. Awalnya rajin belajar dan mengerjakan PR, sekarang Dodo berubah menjadi anak yang pemalas. Waktunya ia habiskan untuk bermain gadget. Dodo sangat senang bermain game online menggunakan gadget tersebut sehingga tugas-tugasnya terbengkalai, nilainya menurun, serta sudah jarang bergaul dengan temannya bahkan tidur sampai larut malam, karena hanya terpaku pada gadget yang tak bisa lepas dari tangannya.
Sebagai akibat dari hobi barunya bermain game online akhirnya nilai Fajar sudah menyaingi nilai Dodo, karena nilai ulangan harian yang diperoleh Fajar sering lebih tinggi daripada dirinya. Akhirnya nilai Dodo menurun serta sering ikut pada kegiatan remedial di kelas, padahal sebelumnya ia mendapat peringkat di kelasnya. Terkadang Dodo menaruh rasa iri kepada Fajar yang memperoleh nilai tertinggi di kelas. Dodo juga sering mengeluh bahwa matanya perih dan sering meneteskan air mata. Itulah akibat jika kebanyakan bermain daripada belajar.
Wali
kelas Dodo juga merasa heran akan perubahan yang terjadi pada Dodo. Setelah
ditelusuri dari informasi orang tuanya ternyata ini disebabkan karena Dodo
keseringan bermain game daripada belajar dan menghabiskan waktu dengan
gadgetnya di rumah. Wali kelas Dodo pun memanggil Dodo untuk diberikan nasihat
dan bimbingan kepada Dodo bahwa apa yang dilakukan Dodo selama ini merupakan
perilaku yang tidak baik. “Dodo, ibu minta kamu jangan keseringan main yah,
karena itu akan berakibat pada prestasi kamu yang menurun, ibu tau kalau kamu
anak yang pintar makanya pertahankan prestasinya yah,” kata ibu guru ketika
menasehati Dodo. “iya bu, Dodo janji tidak akan malas lagi dan tidak keseringan
bermain, jawab Dodo. Dodo pun berlalu dan kembali ke kelasnya.
Melihat
perilaku Dodo yang melewati batas dalam menggunakan gadget, maka orang tuanya
pun menyadari bahwa hadiah yang diberikan kepada Dodo bukanlah hadiah yang
tepat untuknya di usia Dodo yang masih anak-anak. Karena banyak sekali dampak
negative dari penggunaan gadget apalagi bagi anak sesusianya yang baru berumur
10 tahun. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar Dodo. Orang
tua Dodo pun berusaha untuk melepaskan
Dodo dari hoby barunya tersebut. Mereka menjelaskan dan memberi pengertian
kepada Dodo bahwa menggunakan gadget terlalu lama dapat mengganggu kesehatanya,
terutama kesehatan mata karena terlalu lama menatap layar gadget. Selain itu
gadget juga dapat menimbulkan kanker akibat radiasi dari gadget tersebut.
Akhirnya
orang tua Dodo melarang ia untuk terlalu lama menggunakan gadget untuk bermain
online. Dodo diperblehkan bermain game online namun penggunaanya dibatasi,
tidak boleh berlebihan dan tetap dalam pengawasan orang tua. Dodo pun menyadari
bahwa apa yang dinasehatkan orang tua dan gurunya kepadanya memang benar. Kini
Dodo tidak lagi keseringan bermain game di gadget miliknya. Ia juga lebih
sering bergaul dengan teman-teman sebayanya di lingkungan sekitar rumah
daripada tinggal di rumah hanya untuk bermain gadget.
Melihat
perubahan Dodo yang telah kembali seperti dulu, yaitu rajin belajar dan
berinteraksi dengan temannya, wali kelas serta orang tua Dodo pun merasa
bahagia. Dodo pun tidak lagi merasa tersaingi oleh Fajar karena ia menyadari bahwa
menghargai prestasi yang diperoleh teman jauh lebih baik daripada menyimpan
rasa iri kepadanya. Dodo pun berusaha unuk memperbaiki nilai-nilainya yang
mendapat nilai merah dari beberapa mata pelajaran. Jika Dodo berhasil
mempertahankan prestasinya maka orang tuanya pun kembali berjanji untuk
memberikan hadiah kepada Dodo. Namun kali ini, bukan lagi hadiah gadget yang
akan dia dapatkan melainkan, Dodo akan diajak berwisata ke kebun binatang serta
museum terdekat yang tak jauh dari rumahnya. Kegiatan ini lebih bermanfaat unuk
Dodo, karena selain menghibur, Dodo juga bisa lebih mnegenal hewan-hewan yang
belum pernah ia lihat sebelumnya serta belajar tentang sejarah Indonesia di
museum yang ia akan kunjungi. Dodo sangat gembira.
EPILOG
Kini
Dodo bukan lagi anak yang menggilai gadget karena
ia sudah tahu akibat buruk dari penggunaan gadget yang berlebihan. Dodo lebih
memilih bermain dengan teman sebayanya menggunakan permainan yang lain misalnya
bermain bola atau layang-layang di tanah lapang dll. Namun meskipun begitu ia
tidak lupa kewajibannya sebagai siswa yaitu giat belajar agar tidak tinggal
kelas dan dapat mempertahankan prestasinya.
Dari
kisah Dodo diatas kita dapat simpulkan bahwa anak usia sekolah dasar belum
cocok untuk menggunakan gadget atau smarthphone karena beberapa penelitian
menunjukkan bahwa perkembangan otak anak yang terlalu banyak terpapar teknologi
menyebabkan anak menjadi kurang konsentrasi, mengalami gangguan kognitif dan
proses belajar, temperamental serta kurang bisa mengendalikan diri. Bill Gates
(pemilik Microsoft) menegaskan bahwa anak seharusnya TIDAK dibolehkan memiliki
ponsel pintar atau gadget sebelum usianya 14 tahun.
Sebagai
orang tua atau calon pendidik seharusnya mengetahui tindakan atau reward apa
yang cocok diberikan kepada anak kita ketika mereka berprestasi, gadget atau
telpon genggan bukanlah satu-satunya reward yang dapat diberikan. Kita dapat
memilih hadiah lain yang lebih bermanfaat misalnya memberikan buku cerita
favorit mereka agar gerakan gemar membaca dapat ditanamkan kepada anak. Selain
itu orant tua juga bisa membawa anak-anak mereka untuk jalan-jalan ke tempat
yang bisa dijadikan wisata pendidikan dengan begitu dunia anak lebih terbuka
untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya serta menumbuhkan sikap
sosialnya.
Firman
Allah dalam Q.S Al Kahfi : 46 yang berbunyi
Artinya “ harta dan
anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia”.
Oleh
karena itu, diperlukan kerjasama dari pihak yang terlibat terutama guru dan
orang tua dalam hal mendidik anak dengan tepat. Hal ini penting dilakukan demi
menata masa depan untuk menuju tujuan hidupnya yaitu mencapai kedewasaan. Karena
anak adalah generasi penerus bangsa di masa yang akan datang.
TTD
Semata Wayang.
No comments:
Post a Comment