Thursday, May 21, 2020

SISTEM PEMBELAJARAN

SISTEM PEMBELAJARAN
A.    Pengertian dan Kegunaan Sistem
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian tersebut makan ada 3 hal penting yang menjadi karakteristik sistem :
1.      Setiap sistem pasti memiliki tujuan. Tujuan merupakan arah yang harus dicapai oleh suatu pergerakan sistem. Semakin jelas tujuan, maka semakin mudah menentukan pergerakan sistem.
2.      Sistem selalu mengandung suatu proses. Proses adalah rangkaian kegiatan yang diarahklan untuk mencapai tujuan. Semakin kompleks tujuan, maka semakin rumit juga proses kegiatan.
3.      Proses kegiatan dalam suatu sistem selalu melibatkan dan memanfaatkan berbagai komponen atau unsur-unsur tertentu.
Oleh karena itu, sistem merupakan proses untuk mencapai tujuan melalui pemberdayaan komponen-komponen yang membentuknya, maka sistem erat kaitannya dengan perencanaan. Perencanaan adalah bagaimana memberdayakan komponen agar tujuan berhasil sempurna. Apabila seluruh komponen yang membentuk sistem bekerja sesuai dengan fungsinya, maka dapat dipastikan tujuan yang telah ditentukan akan tercapai secara optimal, sebaliknya manakala komponen-komponen yang membentuk sistem tidak dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, maka pergerakan sistem akan terganggu, yang berarti akan menghambat pencapaian tujuan.
Pembelajaran dikatakan sebagi suatu sistem karena pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan, yaitu membelajarkan siswa. Proses membelajarkan itu merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai komponen. Melalui pemahaman sistem, minimal setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan, pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut.
Sistem bermanfaat untuk merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran. Perencanaa adalah proses dan cara berpikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan (Ely, 1979). Oleh karena itu, proses perencanaan yang sistematis dalam proses pembelajaran memiliki beberapa keuntungan, diantaranya :
1.      Melalui sistem perencanaan yang matang, guru akan terhindar dari keberhasilan secara untung-untungan, dengan demikian pendekatan sistem memiliki daya ramal yang kuat tentang keberhasilan suatu proses pembelajaran, karena memang perencanaan disusun untuk mencapai hasil yang optimal.
2.      Melalui sistem perencanaan yang sistematis, setiap guru dapat menggambarkan berbagai hambatan yang mungkin akan dihadapi sehingga dapat menentukan berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3.      Melalui sistem perencanaan, guru dapat menentukan berbagai langkah dalam memanfaatkan berbagai sumber dan fasilitas yang ada untuk ketercapaian tujuan.
B.     Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Sistem Pembelajaran
1.      Faktor guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Peran guru, apalagi untuk siswa pada usia pendidikan dasar, tidak mungkin digantikan oleh perangkat lain, sebab siswa adalah organisme yang sedang berkembang, memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa. Keberhasilan suatu rposes pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru. Menurut Dunkin (1974), ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kualitas proses pembelajaran dilihat dari factor guru, yaitu, teacher formative experience, teacher training experience, and teacher properties.
2.      Faktor siswa
Siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai dengan tahap perkembangannya. Perkembangan anak adalah perkembangan seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tidak selalu sama. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa yang menurut Dunkin disebut pupil formative experience serta faktor sifat yang dimiliki siswa (pupil properties). Aspek latar belakang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran dan tempat tinggal siswa, tingkat sosial ekonimi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal dan lain sebagainya, sedangkan dilihat dari sifat yang dimiliki siswa meliputi kemmapuan dasar, pengetahuan dan sikap. Semua itu akan mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas. Sebab, bagaimanapun, faktor siswa dan guru merupakan faktor yang sangat menentukan dalam interaksi pembelajaran.
3.      Faktor sarana dan prasarana
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran misalnya media, perlengkapan sekolah, dll, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran misalnya jalan menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dll. Terdapat beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana yaitu dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar serta dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar.
4.      Faktor lingkungan
Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu faktor organisasi kelas dan faktor iklim sosial psikologis. Faktor organisasi kelas meliputi jumlah siswa yaitu organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Faktor lain yaitu faktor iklim sosial psikologis, maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran baik secara internal maupun eksternal. Iklim sosial psikologis secara internal adalah hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya iklim sosial antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan guru bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah. Iklim sosial psikologis secara eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar, misalnya hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga masyarakat, dan lain sebagainya.
C.    Komponen-Komponen Sistem Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku. Walaupun kita tidak dapat melihat proses terjadinya perubahan tingkah laku pada diri setiap orang, akan tetapi sebenarnya kita dapat menentukan apakah seseorang telah belajar atau belum yaitu dengan membandingkan kondisi sebelum dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu agar terjadi perubahan tingkah laku dalam diri siswa maka sebagai suatu sistem, pembelajaran memiliki beberapa komponen yaitu :
1.      Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pembelajaran. Sesuai dengan standar isi, kurikulum yang berlaku untuk setiap satuan pendidikan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Dalam kurikulum yang demikian, tujuan yang diharapkan dapat dicapai adalah sejumlah kompetensi yang tergambar baik dalam kompetensi dasar maupun dalam standar kompetensi.
2.      Isi atau materi
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan inti dalam proses pembelajaran. Guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar. Materi pelajaran tersebut biasanya tergambarkan dalam buku teks, sehingga sering terjadi  proses pembelajaran adalah menyampaikan materi yang ada dalam buku. Namun, dalam setting pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau kompetensi, tugas dan tanggung jawab guru bukanlah sebagai sumber belajar. Dengan demikian, materi pelajaran dapat diambil dari berbagai sumber.
3.      Strategi atau metode
Strategi atau metode adalah komponen yang juga memiliki fungsi yang sangat menentukan. Keberhasilan komponen tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Oleh karena itu, setiap guru perlu memahami secara baik peran dan fungsi metode dan strategi dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
4.      Alat dan sumber
Dalam kemajuan teknologi sekarang ini, kemungkinan siswa dapat belajar darimana saja dan kapan saja dengan memanfaatkan hasil-hasil teknologi. Oleh karena itu, peran dan tugas guru bergeser dari peran sebagai sumber belajar menjadi peran sebagai pengelola sumber belajar sehingga diharapkan kualitas pembelajaran dapat meningkat.
5.      Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen terakhir yang berfungsi untuk melihat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dan sebagai umpan balik bagi guru atas kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran. Melalui evaluasi kita dapat melihat kekurangan dalam pemanfaatan berbagai komponen sistem pembelajaran.
Dengan menentukan dan menganalisis kelima komponen pokok dalam proses pembelajaran di atas, akan dapat membantu kita dalam memperdiksi keberhasilan proses pembelajaran.

Daftar Pustaka : Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Fajar Interpratama Mandiri

JENIS-JENIS NON TES

JENIS-JENIS NON TES

Jenis
Kelebihan
Kekurangan




Observasi
-     Dapat mengamati berbagai macam fenomena.
-     Cocok untuk mengamati perilaku peserta didik maupun guru yang sedang melakukan suatu kegiatan.
-     Banyak hal yang tidak dapat diukur dengan tes, tetapi justru lebih tepat dengan observasi.
-     Tidak terkait dengan laporan pribadi (Arifin, 2011:156).
-      Seringkali pelaksanaan observasi terganggu oleh keadaan cuaca, bahkan ada kesan yang kurang menyenangkan dari observer ataupun observe itu sendiri.
-      Biasanya masalah pribadi sulit diamati.
-      Jika proses yang diamati memakan waktu lama, maka observasi sering menjadi jenuh (Arifin, 2011:156).



Angket
-      Dapat mengungkapkan data dalam jumlah besar.
-      Sangat tepat untuk mengungkapkan kepribadian.
-      Memberikan waktu yang luas dan siswa memiliki kebebasan dalam menjawabnya (Wiyono dan Sunarni, 2009:23).
-      Ada kemungkinan angket diisi oleh orang lain.
-      Hanya diperuntukkan bagi yang melihat saja.
-       Responden hanya menjawab berdasarkan jawaban yang ada (Arifin, 2011:166).





Wawancara
-      Dapat memberikan keterangan keadaan pribadi hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek.
-      Wawancara dapat dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksanaannya.
-      Wawancara dapat dilaksanakan serempak dengan observasi,
-      Data individu dapat diperoleh lebih banyak daripada angket dan observasi.
-      Wawancara dapat menimbulkan hubungan yang baik antara si pewawancara dengan objek.
-       Jika jumlah peserta didik cukup banyak, maka proses wawancara banyak menggunakan tenaga, biaya dan waktu.
-       Adakalanya wawancara yang berlarut-larut tanpa arah, sehingga data kurang dapat memenuhi apa yang diharapkan.
-      Sering timbul sikap yang kurang baik dari peserta didik yang diwawancarai dan sikap overaction dari guru sebagai pewawancara dengan orang yang diwawancarai (Arifin, 2011:158).


Dokumentasi
-       Untuk subjek manusia yang sulit dihubungi, dengan dokumentasi akan mempermudah pengumpulan informasi.
-       Statis, artinya tidak akan berpengaruh factor luar.
-       Dalam hal peristiwa masa lalu, dokumen akan sangat membantu dalam pengumpulan data.
-       Dokumen peristiwa penting akan tersimpan dan tidak banyak makan waktu dan biaya.
-      Seringkali data kurang lengkap.
-      Tersedia secara selektif.
-      Bias, artinya dokumen dapat ditulis secara berlebihan, kadang-kadang tanpa fakta sehingga apbila dipakai sebagai acuan utama kurang mengena.




Portofolio
-     Dapat menilai kemampuan siswa secara menyeluruh.
-     Merupakan catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik.
-     Merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa.
-     Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya.
-     Dapat menjamin akuntabilitas.
-      Memerlukan waktu dan kerja keras.
-      Memerlukan perubahan cara pandang.
-      Memerlukan perubahan gaya belajar.

JENIS-JENIS TES

Jenis-jenis Tes

Jenis
Defenisi
Kegunaan
Waktu
Formatif
Formatif adalah tes yang dilaksanakan pada setiap akhir pokok bahasan, tujuannya untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap pokok bahasan tertentu.

Digunakan sebagai umpan balik bagi pengajar mengenai proses pengajaran dalam satu pokok bahasan.
Waktu pelaksanaan biasanya di tengah-tengah perjalanan program pengajaran yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir (biasa disebut ulangan harian).
Sumatif
Sumatif adalah tes yang dilakukan pada akhir satuan program
tertentu, (catur wulan, semester atau tahun ajaran), tujuannya untuk melihat prestasi yang dicapai peserta didik selama satu program yang secara lebih khusus hasilnya akan merupakan nilai yang tertulis dalam raport dan penentuan kenaikan kelas.
Hasilnya digunakan untuk mengisi nilai rapor atau nilai ijazah atau dengan kata lain untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran.
Waktu pelaksanaan yaitu setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan (akhir catur wulan, semester atau tahun ajaran).
Diagnostic
Diagnostik adalah tes yang dilakukan untuk melihat kelemahan siswa dan faktor-faktor yang diduga menjadi penyebabnya, dilakukan untuk keperluan pemberian bimbingan belajar dan pengajaran remidial, sehingga aspek yang dinilai meliputi kemampuan belajar, aspek-aspek yang melatarbelakangi kesulitan belajar yang dialami anak serta berbagai kondisi khusus siswa.
Digunakan untuk menentukan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu.
-   Pada saat penyaringan calon peserta didik.
-   Pada saat pembagian kelas atau awal pemberian pelajaran.
-   Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan bantuan kepada peserta didik.
Penempatan
Penempatan (placement) adalah tes yang ditujukan untuk menempatkan siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, misalnya dalam pemilihan jurusan atau menempatkan anak pada kerja kelompok dan pemilihan kegiatan tambahan.

Digunakan untuk menempatkan peserta didik pada tempatnya yang sebenar benarnya berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran yang disajikan guru.
Waktu pelaksanaan sebaiknya sebelum peserta didik menduduki kelas tertentu sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas pada saat memilih jurusan.
Kepribadian
Kepribadian adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah.
Digunakan untuk mengetahui karakter dari setiap peserta didik.
Dapat dilaksanakan pada awal penerimaan peserta didik di tahun ajaran baru.

Kelebihan dan Kekurangan Teknik Tes dan Non-Tes

 Kelebihan dan Kekurangan Teknik Tes dan Non-Tes

Assesmen
Defenisi
Kelebihan
Kekurangan
Tes
Tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut.
-     Mudah disiapkan dan disusun.
-     Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun kata dalam bentuk kalimat.
-     Dapat mengetahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang diteskan.
-    Penilain hanya berfokus pada aspek kognitif.
-    Materi dan keterampilan yang sangat terbatas, tidak memerlukan nalar dan keterampilan pemecahan masalah
-    Tidak menilai dan menerapkan secara langsung dalam dunia nyata untuk menyelesaikannya.
Non tes
No tes adalah penilaian yang dilakukan dengan cara wawancara, pengamatan secara sistematis, menyebarkan angket, ataupun menilai/mengamati dokumen-dokumen yang ada (Sudijono, 2009)
-    Mengukur kemampuan siswa secara langsung dengan tugas-tugas riil dalam proses pembelajaran.
-    Penilaian etentik yang menilai keterampilan dan pemahaman dengan menilain secara langsung performasi murid dengan setting yang alami.
-    Dengan menggunakan nontes guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari aspek kognitif saja, tapi juga afektif dan psikomotornya.
-    Penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat melalui tes dalam menilai hasil dan proses belajar.

TUJUAN, FUNGSI, DAN PRINSIP ASESSMENT HASIL BELAJAR

TUJUAN, FUNGSI, DAN PRINSIP ASESSMENT

Tujuan
Fungsi
Prinsip
Ø Dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
Ø Sebagai pendidik juga akan bisa langsung memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
Ø Secara terus menerus dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap peserta didik, sekaligus mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat menentukan siswa mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
Ø Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.
Ø Hasil-hasil pemantauan tersebut, kemudian dapat jadikan sebagai landasan untuk memilih alternatif jenis dan model penilaian mana yang tepat untuk digunakan pada materi tertentu dan pada mata pelajaran tertentu, yang sudah barang tentu akan berbeda.
Ø Dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan komite harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan
(Diknas, 2006):
Ø  Dapat menggambarkan sejauhmana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
Ø  Sebagai landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan, dalam hal ini terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus pembimbing.
Ø  Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.
Ø  Sebagai upaya pendidik untukdapat menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan ataupun yang sedang berlangsung.
Ø  Dapat dipakai sebagai kontrol bagi guru sebagai pendidik dan semua stake holder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.
(Depdiknas, 2004 dan 2006) yaitu:
Ø  Prinsip Validitas
Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan penilaian harus ”menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi”.
Ø  Prinsip Reliabilitas
Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi, dan keterpercayaan.
Ø  Terfokus pada kompetensi
Konsekuensi perubahan kurikulum juga akan menuntut perubahan dalam sistem penilaiannya. Dalam pelaksanaan kurikulum Berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Untuk bisa mencapai itu penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan.
Ø  Prinsip Komprehensif
Sebagai pendidik pasti telah menyusun rencana pembelajaran yang secara jelas menggambarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa serta indikator yang menggambarkan keberhasilannya. Untuk itu penilaian yang dilakukan harus menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan siswa sehingga tergambar profil kemampuan siswa.
Ø Prinsip Objektivitas
Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai. Dalam hal tersebut, penilaian harus adil, terencana,   berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor).
Ø  Prinsip Mendidik
Penilaian dilakukan bukan
untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa, tetapi untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu kompetensi). Jadi, penilaian yang mendidik artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik, dimana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat belajar.

TUJUAN, FUNGSI,DAN PRINSIP EVALUASI HASIL BELAJAR

TUJUAN, FUNGSI, PRINSIP EVALUASI HASIL BELAJAR


Tujuan
Fungsi
Prinsip
-      Memperoleh data pembuktian yang akan menjadi petunjuk sampai dimana tingkat kemampuan dan tingkat keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler setelah menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
-      Mengukur dan menilai sampai di manakah efektifitas mengajar dan metode-metode mengajar yang telah diterapkan atau dilaksanakan oleh pendidik, serta kegiatan belajar yang dilaksanakan oleh peserta
-      Menyiapkan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran.
-      Mengidentifikasi bagian yang belum dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
-      Mencari alternatif tindak lanjut, diteruskan, diubah atau dihentikan.

-       Secara sosiologis, evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah peserta didik sudah cukup mampu untuk terjun ke masyarakat serta mengembangkan semua potensi yang ada dalam masyarakat.
-       Secara didaktis-metodis, evaluasi berfungsi untuk membantu guru dalam menempatkan peserta didik pada kelompok tertentu sesuai dengan kemampuan dan kecakapannya masing-masing serta membantu guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajarannya.
-       Untuk mengetahui kedudukan peserta didik dalam kelompok, apakah ia termasuk anak yang pandai, sedang atau kurang pandai.
-       Untuk mengetahui taraf kesiapan peserta didik dalam menempuh program pendidikannya.
-       Membantu guru dalam memberikan bimbingan dan seleksi, baik dalam rangka menentukan jenis pendidikan, jurusan, maupun kenaikan kelas.
-       Secara administratif, evaluasi berfungsi untuk memberikan laporan tentang kemajuan peserta didik kepada orang tua, pejabat pemerintah yangberwenang, kepala sekolah, guru-guru dan peserta didik itu sendiri.
-   Prinsip Kontinuitas (terus menerus berkesinambungan)
Artinya bahwa evaluasi itu tidak hanya merupakan kegiatan ujian semester atau kenaikan saja, tetapi harus dilaksanakan secara terus menerus untuk mendapatkan kepastian terhadap sesuatu yang diukur dalam kegiatan belajar mengajar dan mendorong siswa untuk belajar mempersiapkan dirinya bagi kegiatan pendidikan selanjutnya.
-     Prinsip Comprehensive (keseluruhan).
Seluruh segi kepribadian murid, semua aspek tingkah laku, keterampilan, kerajinan adalah bagian-bagian yang ikut ditest, karena itu maka item-item test harus disusun sedemikian rupa sesuai dengan aspek tersebut (kognitif, afektif, psikomotorik).
-     Prinsip Objektivitas.
Objektif di sini menyangkut bentuk dan penilaian hasil yaitu bahwa padapenilaian hasil tidak boleh memasukkan faktor-faktor subyektif, faktor perasaan, faktor hubungan antara pendidik dengan anak didik.
-       Kooperatif
Dalam keiatan evaluasi guru hendaknya bekerjasama dengan semua pihak, seperti orangtua, peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi, dan pihak-pihak tersebut merasa dihargai.
-       Praktis
Praktis mengandung arti mudah digunakan, baik oleh guru itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.

Semata Wayang

SISTEM PEMBELAJARAN

SISTEM PEMBELAJARAN A.     Pengertian dan Kegunaan Sistem Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan...