Pertengahan Maret, Makassar mulai tidak kondusif, masyarakat mulai banyak yang mudik dari ibu kota, namun belum menyadari bahwa sebetulnya corona telah menyebar di Sulawesi Selatan. Aku pun mulai panik. Berita mengenai adanya PDP atau pun ODP di RS yang ada di Makassar mulai menyebar, meskipun entah itu benar atau hoax. Aktivitasku saat yang ke luar rumah setiap hari membuat ku sangat was-was. Setiap hari aku mendeteksi tubuh sendiri dengan mencocokkan gejala-gejala dari virus corona. Parno mulai menyerang saat itu, hingga berharap pemkot segera mengeluarkan instruksi libur.
Tanggal 14 Maret 2020, mama sudah mulai rutin bertanya "kapan liburnya?", atau "apakah Makassar sudah libur juga?". Dan sampai hari Senin pagi 16 Maret 2020, belum ada pengumuman libur. Saat pembelajaran berlangsung aku mulai sibuk mengecek hp berharap ada info libur secara resmi. Hingga akhirnya Senin siang, yang dinanti pun tiba. Pemkot menghimbau bahwa sekolah diliburkan selama 2 pekan.
Hari itu aku langsung mengambil ancang-ancang untuk segera pulang kampung sebelum ada larangan untuk pulang. Namun, rencana pulang kutunda sehari karena masih ada janji temu dengan teman untuk membantu dia. Saat itu, aku mulai waspada. Aku meminta untuk bertemu di tempat yang tidak ramai karena terlalu parno dengan virus corona. Setiap kali sudah memegang sesuatu pasti cuci tangan. Bahkan untuk duduk di tempat umum pun misalnya tempat makan, saya selalu waspada.
Hari Rabu, 17 Maret 2020 saya memutuskan untuk segera pulang kampung dan berharap semua akan lebih baik ketika saya kembali nanti.
-Semata Wayang-
No comments:
Post a Comment