Setelah kepulangan dari Makassar, saya berencana untuk karantina mandiri di rumah. Namun sehari setelah tiba, ada urusan di kampus yang mengharuskan aku untuk keluar rumah. Aku berusaha untuk tidak terlalu lama di luar rumah, selesai urusan langsung pulang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Saat itu aktivitas di Kota Soppeng masih berjalan normal karena belum ditemukan kasus positif.
Hari-hari berlalu, dan masa tinggal di rumah akan segera habis, itu tandanya aku akan segera kembali ke Makassar untuk beraktivitas kembali, namun rasa tidak rela meninggalkan kampung ditambah ketakutan untuk kembali ke Makassar yang saat itu sudah banyak kasus positif menjadi beban pikiran bagiku. Untungnya Pemkot memperpanjang masa libur hingga 2 minggu lagi.
Tinggal di kampung tidak mengurangi kepanikanku, karena setelah 2 minggh karantina mandiri, tiba-tiba flu menyerang dan tenggorokan pun sedikit nyeri. Aku kembali menerka-nerka dan parno, karena termasuk gejala-gejala Covid 19. Saat itu aku terus mengkonsumsi paracetamol. Yang harusnya tetap di rumah, namun ada urusan di kampus yang lagi-lagi mengharuskanku untuk keluar rumah.
Bukan hanya flu yang menyerang saat itu. Bagian leher dan belakang telinga ikutan bengkak dan nyeri membuatku demam dan diserang sakit kepala. Hal itu membuatku sangat panik dan takut memeriksakan diri ke dokter. Keadaan itu berlangsung hingga 5 hari. Dengan mengandalkan obat anti nyeri, bengkaknya pun mereda. Edisi #Belajardarirumah dan #Dirumahaja terus diperpanjang, sehingga aku pun memiliki banyak waktu untuk bersama keluarga.
-Semata Wayang-
No comments:
Post a Comment